Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik Keuskupan Surabaya

PDPKK Masihkah Dibutuhkan?

Persekutuan Doa Pembaruan Karismatik Katolik (PDPKK) – Masihkah Dibutuhkan?

Sesudah Pembaruan Karismatik Katolik (PKK) memasuki usia setengah abad (1967-2017), tibalah saatnya untuk merenungkan kembali keberadaan Persekutuan Doa Pembaruan Karismatik Katolik (PDPKK).

Kondisi PDPKK di berbagai tempat tidak seragam. Dinamika perkembangan, kemunduran, stagnasi yang terjadi membuat kita tidak boleh “tetap berselimut hangat dalam zona nyaman”.

Melalui artikel ini, saya ingin mengajak saudara-saudara yang bergiat dalam kehidupan PDPKK untuk kembali menelaah beberapa hal tentang persekutuan doa. Harapan dan tujuan saya adalah agar PDPKK yang merupakan mutiara-mutiara indah dalam Gereja, tidak menjadi kusam buram, melainkan tetap semakin bergerak semarak dalam bimbingan Roh Kudus yang selalu kreatif – mencipta dan memperbarui.

1. Apa atau siapa yang melahirkan PDPKK?

Mengenang kembali peristiwa turunnya Roh Kudus atas para rasul pada hari Pentakosta (Kis. 2:1-13), maka kita melihat akibat terbesar dari gerakan dahsyat Roh Kudus adalah terbentuknya jemaat yang pertama. Ketika Yesus ditangkap dan wafat di kayu salib, para rasul berada dalam keadaan kacau balau, ketakutan, kecemasan, tercerai-berai, tidak tahu harus berbuat apa. Markus 14 : 50-51: semua murid-Nya meninggalkan Dia dan melarikan diri, bahkan ada seorang muda yang mengikuti Dia, ketika akan ditangkap, melarikan diri dengan keadaan telanjang karena kain lenan yang dipakainya terlepas. Markus 14 : 66-72: bahkan Petrus, murid yang dipilih Yesus untuk menjadi pemimpin para rasul, menyangkal Gurunya tiga kali sebelum ayam berkokok dua kali. Karena ketakutan. Dalam Injil Yohanes bab-bab akhir diceritakan keadaan para murid Yesus yang mengunci diri di ruang atas karena cemas, murid-murid yang pergi ke pantai untuk menangkap ikan seperti apa yang mereka kerjakan sebelum dipanggil mengikuti Yesus. Seakan-akan tidak memahami tujuan panggilan sebagai murid Kristus. Dua orang murid berjalan pulang ke Emaus dengan muka muram (Lukas24 : 13-35). Dan banyak hal lagi yang dapat diangkat untuk menggambarkan keadaan para rasul ketika kehilangan pegangan karena Pemimpin mereka telah dihukum mati.

Namun keadaan itu diubahkan secara drastis ketika Roh Kudus memenuhi mereka pada hari yang istimewa itu. Pemenuhan janji Kristus bahwa Roh Kudus akan turun atas mereka dan mereka akan menerima kuasa untuk menjadi saksi-saksi Kristus di mana saja, merupakan titik balik yang tidak akan pernah dapat dihilangkan atau dilupakan oleh Gereja. Karena pada saat itulah lahir persekutuan umat perdana yaitu Gereja awal. Lahirnya persekutuan umat yang percaya kepada Tuhan Yesus ini merupakan buah terbesar dari turunnya Roh Kudus atas para rasul.

Marilah kita menarik hubungan permenungan di atas dengan kelahiran PDPKK di mana-mana.

Retret awal dikenal dengan Seminar Hidup Dalam Roh (SHDR) dalam Pembaruan Karismatik Katolik, merupakan suatu pewartaan Injil bagi umat. Di mana umat dipersiapkan untuk menghayati dan mengalami Kabar Baik , umat disadarkan untuk menerima anugerah hidup baru, membuka hati terhadap Roh Kudus dan belajar hidup dalam bimbingan-Nya. Seminar ini adalah seminar pertama atau awal yang menghantarkan peserta kepada pengalaman pribadi akan kehidupan Kristiani yang sejati menurut Yesus Kristus. Dengan ungkapan awam yang sederhana, saya menggambarkan banyak peserta SHDR yang mengalami “kehadiran ROH KUDUS” secara baru dalam hidup pribadi mereka. Seperti yang dialami para rasul pada hari Pentakosta. Kehadiran Roh Kudus telah membuat terjadinya suatu perubahan hidup yang dahsyat. Dari cara hidup acuh tak acuh terhadap hal iman, bergelimang dosa, berada jauh dari Tuhan, berubah menjadi orang yang haus akan Tuhan, haus akan Sabda Tuhan. Inilah benih hidup baru.

Untuk menumbuhkan benih hidup baru yang telah dialami ini, umat membutuhkan suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang memiliki pengalaman yang sama. Dalam kelompok umat beriman ini, benih hidup baru dapat dipelihara dan ditumbuh-kembangkan. Dalam kebersamaan di Persekutuan Doa, umat dapat bersemangat untuk mewartakan Kabar Baik melalui kesaksian hidup dan kesaksian lisan. Selain diri sendiri terus menerus mengalami penginjilan, dia juga menjadi pembawa Injil di tengah dunia kehidupan sehari-harinya. Seperti pengalaman jemaat perdana (Kis. 2:42-47).

Maka di mana-mana lahirlah Persekutuan Doa Pembaruan Karismatik Katolik (PDPKK) sebagai persekutuan umat yang diharapkan dapat menjadi sarana pertumbuhan dalam kesatuan, kesetiaan dan ketaatan di Gereja Katolik. Karena itu setiap PDPKK, selain berada dalam koordinasi Badan Pelayanan Keuskupan juga tidak bisa terlepas dari hubungan dengan paroki, wilayah dan lingkungan setempat.

Jadi, kita bisa menarik kesimpulan bahwa lahirnya suatu PDPKK, diawali oleh gerakan Roh Kudus yang memperbarui orang-orang dan membuat mereka tergerak untuk mulai hidup dalam suatu komunitas beriman, dan semakin menghayati iman Kristiani mereka.

2. PDPKK merupakan organisme yang perlu diorganisir.

Orang-orang yang dipilih Tuhan untuk mengurus suatu PDPKK sebaiknya terus menerus berkomunikasi dengan Tuhan untuk mengerti visi apa yang DIA kehendaki, menyatu dengan gerak visi misi seluruh Pembaruan Karismatik Katolik (Internasional/nasional/keuskupan) sambil terus belajar ke arah mana gerakan Gereja Katolik setempat dan juga peka terhadap kebutuhan umat PDPKK tersebut.

Mengingat hal ini, maka setiap orang yang dipilih menjadi pengurus hendaknya melaksanakan pelayanan yang dipercayakan kepadanya:

* dengan kepekaan terhadap Roh Kudus dan bimbingan Gereja,

* dengan sepenuh hati,

* dengan ketekunan,

* dengan penuh komitmen dan tanggung jawab,

* terus memelihara dan menumbuhkan hidup barunya.

Pada dasarnya suatu organisme mengalami suatu kehidupan, jadi tidak bisa statis atau tetap pada suatu keadaan. Jika keadaan statis ini dialaminya, maka berarti kehidupan sudah mulai sirna. Oleh karena itu para pengurus bertanggung jawab untuk memelihara dan mengatur kehidupan ini agar terus bertumbuh dalam ketertiban.

3. PDPKK sarana evangelisasi dan pengkaderan.

Untuk memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan rohani umat PKK, maka Badan Pelayanan Nasional (BPN) PKK Indonesia menyediakan jenjang pembinaan bagi PDPKK, antara lain sebagai berikut:

  • Seminar Hidup Dalam Roh (SHDR) mewartakan Injil kepada peserta, mengajak umat menghayati dan menerima pengalaman akan Allah Bapa yang maha pengasih, Allah Putra, Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat, Allah Roh Kudus yang menjadi sumber hidup orang yang mengimani Tuhan Yesus Kristus. Juga menghayati dan mau mengambil keputusan meninggalkan cara hidup manusia lama, bertobat dan memasuki hidup baru sebagai orang Katolik sejati.
  • Pertumbuhan: sarana-sarana praktis cara bertumbuh dalam hidup baru oleh Roh Kudus.
  • Dasar Kedewasaan Iman Kristiani / Basic Christian Maturity (BCM): membantu umat menyadari dan menghidupi dasar-dasar iman serta mempersiapkannya untuk memasuki dunia pelayanan.
  • Prinsip Pemuridan: mengajarkan hal-hal penting yang harus dilaksanakan dan dialami oleh seorang yang menjadi murid Tuhan Yesus Kristus.
  • Pengembangan Kepemimpinan Persekutuan Doa Parokial: bagaimana menjadi pengurus PDKK yang baik, memahami visi misi PKK, visi misi Gereja dan mengkoordinir PDKK dalam bimbingan Roh Kudus.
  • Workshop Pujian Penyembahan
  • Retret Pelatihan Kepelayanan
  • Karunia-Karunia Roh Kudus
  • Retret Doa
  • Penyembuhan Luka Batin
  • Spiritualitas Kepemimpinan
  • Bekerja Sama Sebagai Tim
  • Retret Discernment (Membedakan roh)
  • Kursus Pewarta Sabda Awam
  • Kursus Evangelisasi Pribadi

Pembinaan yang begitu beraneka ragam, dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Dalam PDPKK, umat terus menerus mengalami pengenalan akan Allah yang makin mendalam sambil dikobarkan untuk mewartakan-Nya kepada setiap orang lain.

4. Apa yang menyebabkan PDPKK mengalami kelesuan?

Berdasarkan pengamatan pribadi dan cerita-cerita tercecer, sekiranya dapat digambarkan bahwa kelesuan disebabkan oleh antara lain :

  • Kurang atau tidak dipahaminya tentang apakah sebenarnya Pembaruan Karismatik Katolik itu, apa yang menjadi visi misinya.
  • Adanya pengurus yang tidak mempunyai visi bagi PDPKK yang dilayaninya, sehingga jadwal setahun hanya diisi dengan kegiatan rutin mencari pewarta sabda untuk mengisi pertemuan doa yang harus berlangsung tiap hari tertentu (Padahal yang utama dalam suatu persekutuan adalah mengalami kehadiran Tuhan yang senantiasa memperbarui sehingga suasana rutinitas tidak terjadi).
  • Kurang atau tidak terjadinya pengkaderan, sehingga para pengurus lama mengalami kejenuhan dalam kegiatan PD-nya. Apakah bisa kehilangan kasih yang mula-mula? (Why. 2:4)
  • Kurang diadakannya jenjang pembinaan dalam PDPKK, sehingga membuat umat yang telah cukup lama bergabung menjadi jenuh, merasa kebutuhan untuk bertumbuh kurang mendapatkan jawaban, maka perlahan-lahan jumlah umat semakin berkurang. Ke mana mereka?
  • Kurang adanya semangat penginjilan yang membawa Tuhan Yesus yang hidup kepada orang lain, baik melalui kesaksian cara hidup yang diperbarui maupun dengan kata-kata kesaksian.

Dan masih ada banyak penyebab lain.

Pengharapan kami adalah agar para pengurus PDPKK selalu mengadakan refleksi, mau berhenti sejenak untuk melihat keadaan dan terus menerus berkomunikasi dengan Tuhan baik secara pribadi maupun secara kelompok. Tidak menghentikan langkah karena keputus-asaan dalam menghadapi masalah apapun.

“Tidak ada sesuatupun yang tidak dapat saya hadapi dan atasi bersama Tuhan.”

Motto ini memberikan pengharapan yang tak pernah pudar untuk tetap mengupayakan pemulihan dan pengembangan PDPKK di mana pun berada.

Yang dapat menjawab pertanyaan yang saya cantumkan sebagai judul tulisan ini adalah sidang pembaca yang terhormat. Roh Kudus pasti akan berbicara lebih luas dan lebih jelas lagi, sehingga kita semua akan semakin terbantu untuk berjalan maju terus.

Apakah visi Pembaruan Karismatik Katolik sudah terwujud saat ini? Jika sudah, maka Tuhan akan memberikan visi baru untuk tetap berkembang menjadi berkat bagi Gereja Katolik dan dunia. Jika belum, maka Tuhan memberikan tanggung jawab kepada orang-orang yang dipilih-Nya untuk tetap setia berjalan menuju visi ini.

Siapa yang diserahi tanggung jawab ini? Setiap orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan menyerahkan diri untuk melayani-Nya. Siapapun dia.

Catatan penulis:

  • Tahun 2010 artikel ini dimuat di Majalah Warta Shekinah dan Lumen Dei. Penulisan dalam kaitan tugas sebagai Koordinator Seksi Kaderisasi BPN PKKI. Konteks penulisan sesuai dengan cerminan situasi saat itu.
  • Tahun 2018, penulis melakukan revisi di beberapa bagian, sesuai dengan perkembangan situasi saat ini. Isi dan tujuan utama tidak berubah, karena dipandang masih bisa dipergunakan sebagai acuan bila ingin menggerakkan PDPKK setempat.

Surabaya, 26 Februari 2018

– MHM Judy Nuradi –