Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik Keuskupan Surabaya

BERKORBAN UNTUK KEBAIKAN ORANG BANYAK

Pada suku-suku tertentu, mereka masih mempunyai kebiasaan mengunyah buah pinang. Suatu peristiwa seorang kakek datang ke ruang gawat darurat. Setelah diperiksa dengan teliti ternyata ada sebuah gumpalan serat buah pinang bersarang di tenggorokannya yang menyebabkan infeksi. Untuk makan bubur encer pun kakek tersebut tidak bisa, dan dokter mengharuskan untuk secepatnya menjalani operasi karena ini keadaan yang sangat serius.

Seorang relawan suatu yayasan yang mengabdikan dirinya untuk menolong orang-orang sakit di rumah sakit itu teringat akan suatu aturan dalam komunitasnya, bahwa orang dilarang untuk mengunyah pinang, karena bisa mencelakan diri. Kemudian ia memberi tahu si kakek yang memang pecandu buah pinang, bahwa hal itu sangat tidak baik bagi kesehatan dan meminta kakek berhenti mengunyah.

Di sisi lain ternyata relawan itu mempunyai perkebunan pinang seluas 1,5 ha di mana itu menjadi sumber nafkah kehidupannya beserta keluarganya. Mendengar permintaan relawan, agar kakek berhenti mengunyah pinang, segera kakek itu menjawab dengan tajam, “Bisa-bisanya kamu mengajari saya! Bagaimana dengan pohon pinang yang kamu tanam di kebunmu? Kalau saya tidak membeli dan mengunyah buah pinang, kepada siapa kamu akan berjualan?”

Agar kakek yang juga teman baiknya itu mau berhenti, relawan tersebut menantangnya, ” Baiklah, jika saya menebang habis semua pohon pinang saya, kamu harus berhenti mengunyah buah pinang. Bagaimana?” ” Baik”, temannya menjawab, ” jika kamu dapat menyingkirkan semua pohon pinangmu, saya akan berhenti mengunyah buah pinang.”

Akhirnya relawan itu menebang habis pohon pinangnya dan beralih menanam kacang tanah, tomat, kubis dan sayuran lainnya untuk nafkah hidupnya. Si kakek setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, ia pun berhenti mengunyah buah pinang sesuai dengan janjinya.

Relawan itu memang kehilangan penghasilan dari menanam pohon pinang dan sekarang pun hasil yang didapat dari bertanam sayur-sayuran tidaklah sebesar dari penghasilan menanam pohon pinang. Bagi sang relawan, kehilangan pendapatan memang memberatkan hidup dirinya beserta keluarganya, tetapi bisa menyelamatkan kehidupan sesamanya adalah harta kekayaan dan kebahagian yang tak terhingga nilainya, karena itu mulia di mata Tuhan Allah.

FX83